Jumat, 25 April 2014

Teori Organisasi Umum 2 (5 - 6)



PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Latar belakang suatu keputusan
Dalam pembahasan soal pengambilan keputusan maka sungguh mengesankan dan berfaedah meninjau setiap organisasi, perorangan, dan kelompok perorangan yang bersangkutan dari segi teori sistem. Dalam rangka teori istilah sistem berarti seperangkat unsur atau komponen yang terkait dalam berbagai bentuk hubungan. Perilaku sesuatu sistem ditentukan oleh hubungan antar unsurnya. Suatu organisasi, sebagai misal, dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas beberapa perorangan, atau beberapa kelompok perorangan, atau terdiri atas beberapa bagian yang bekerja sama untuk mencapai seperangkat tujuan bersama. Maka perilaku dari organisasi itu untuk sebagian ditentukan oleh perilaku dari bagian-bagiannya serta dari hubungan antar-bagian.
Sistem-sistem itu terdapat pada berbagai tingkatan. Pada tingkat jenjang bawah dalam suatu hirarki (tata-jenjang) masing-masing unsur dapat dipandang sebagai sistem-sistem tersendiri. Misalnya, masing-masing bagian dalam suatu organisasi menunjuk ciri-ciri sebagai suatu sistem lengkap. Pada tingkat yang lebih tinggi, organisasi aslinya dapat pula dipandang sebagai suatu unsur dalam sistem yang lebih luas. Tatanan jenjang semacam ini banyak dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Tatanan ini muncul dalam beraneka bentuk kegiatan manusia. Dalam ungkapan umum tidak terdapat batas yang logis dalam proses pembagi-bagian sistem dalam unsur-unsurnya. Namun dalam praktek proses pembagi-bagian itu hanya dilanjutkan sejauh yang perlu berkenan dengan pertimbangan sesuatu soal.

Definisi
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan:
1.      Aktivitas inteligens
2.      Aktivitas desain
3.      Aktivitas memilih.


Dan definisnya sebagai berikut :
1.  Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
2.  Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
3.     Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia. Sedangkan Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan, yaitu:
1.      Tahap identifikasi
2.      Tahap pengembangan, dan
3.      Tahap seleksi.
Dan definisnya sebagai berikut :  
1.  Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
2.  Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
3.   Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: denganpenilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

Jenis-jenis pengambilan keputusan
·          Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorienytasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan secan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis.

·         Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang  kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.

·         Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

·         Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata 'tidak' kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih.

Faktor-faktor pengambilan keputusan
   Faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
   Diantaranya :
·         faktor Fisik
·         Emosional
·         Rasional
·         Praktikal
·         Interpersonal dan Struktural

Keputusan dapat diambil dengan cara individual & kelompok, individual contohnya seperti pengambilan keputusan yang diambil oleh manager saja tanpa adanya rapat kerja atau diskusi. Sedangkan kelompok merupakan pengambilan keputusan yang prosesnya melalui hasil dari rapat atau diskusi bersama.

Untuk mendapatkan hasil yang baik Pengambilan keputusan haruslah melalui beberapa proses, diantaranya :
1.       IDENTIFIKASI MASALAH
2.       PENGUMPULAN & PENGANALISASI DATA
3.       PEMBUATAN ALTERNATIF-ALTERNATIF KEBIJAKAN
4.       PEMILIHAN SALAH SATU ALTERNATIF TERBAIK
5.       PELAKSANAAN KEPUTUSAN
Dengan cara melakukan proses seperti di atas pengambilan keputusan dalam organisasi akan berjalan baik dan akan mendapat hasil yang baik pula.

Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Proses yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu :
§  Adanya pengaruh tekanan dari luar
Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses  yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat keputusan ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adnaya ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.
§  Adanya pengaruh kebiasaan lama atau sifat-sifat pribadi
Faktor sifat yang baik maupun tidak baik yang ada dalam diri seorang pembuat keputusan, merupakan hal yang dapat mempengaruhi keputusannya tersebut . Dalam hal ini seorang pembuat keputusan akan terbiasa dengan sifat pribadinya. Hal ini dapat dilihat dari sisi kepribadian seorang pemimpin, bagaimana dia mengambil sebuah keputusan dalam mengahadapi masalah. Tentunya seorang oemimpin organisasi harus bijaksana dalam bersikap ketika ada masalah dan mengambil keputusan.
§  Pengaruh dari kelompok lain
Kelompok lain juga dapat mempengaruhi suatu keputusan dikarenakan kelompok atau organisasi tersebut mempunyai keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta mementingkan kepentingan kelompok tersebut.
§  Faktor pengalaman
Faktor pengalaman seorang pembuat keputusan adalah hal yang sangat penting, karena banyaknya pengalaman orang tersebut maka ia akan berani dalam menentukan keputusan. Hal ini juga berkaitan terhadap keahlian yang dimiliki oleh pemimpin atau anggota karena pengalaman yang pernah dialaminya.
Proses Pengambilan Keputusan
Sifat dan wujud proses pengambilan keputusan telah ditelaah secara intensif dalam beberapa tahun terakhir ini. Kesimpulan yang diperoleh dari masing-masing karya telah berbeda-beda dalam sejumlah aspeknya. Namun semua studi itu sama-sama berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang mencakupi beberapa tahap yang saling terjalin, dan bukanlah merupakan suatu perbuatan terpisah. Salah satu pengarang pertama yang melukiskan proses pengambilan keputusan itu sebagai serangkaian tahap ialah John Deway. Dalam karya yang dikarangnya pada tahum 1910 dia mengemukakan bahwa proses pemecahan masalah dapat dipandang terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai jawaban atas tiga pertanyaan:
1.      Apakah masalahnya?
2.      Bagaimana masing-masing alternatifnya?
3.      Alternatif yang manakah yang lebih unggul?
Beberapa model lainnya mengenai proses pengambilan keputusan mengikuti pendekatan umum seperti yang disarankan oleh Dewey. Mungkin yang paling terkenal ialah model Herbert A. Simon. Model ini terdiri atas tiga tahap, yang dapat diperincikan sebagai berikut:
Intelijen : Lingkungan intern dan ekstern dari pengambil keputusan di selidiki untuk menemukan kondisi yang memerlukan keputusan, lalu dikumpulkan informasi tentang aneka kondisi itu.
Disain : Berbagai macam tindakan yang tersedia pada para pengambil keputusan itu ditetapkan lalu dianalisis setelah berhasil melacak problematik pemecahan potensial bagi masing-masing masalah keputusan.
Pilihan : Salah satu langkah tindakan itu dipilih untuk dilaksanakan atas dasar penilaian tentang keefektifannya guna mencapai sasaran.

Dalam suatu karya kemudian Simon menambahkan tahap yang keempat yang disebutnya tahap peninjauan (review). Tahap peninjauan itu mencakupi suatu proses penilaian terhadap pilihan-pilihan yang terdahulu, untuk mempertimbangkan kemungkinana penyesuaian terhadap pendekatan yang telah diterapkan sebagai persiapan untuk kegiatan pengambilan keputusan selanjutnya. Tahap keempat ini merupakan suatu penyesuaian terhadap teknik-teknik pengambilan keputusan umumnya, dan bukan merupakan bagian dari proses yang diterapkan terhadap suatu situasi keputusan khas tertentu.
Suatu uraian yang lebih terperinci mengenai proses pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh Eilon dalam makalahnya yang bermaksud menjajaki berbagai aspek tentang wujud dan sifat keputusan. Proses keputusan yang dilukiskan oleh Eilon itu terdiri atas delapan tahap, yang dapat diperincikan secara singkat sebagai berikut :
1.      Masukan (input) informasi
2.      Analisis dari informasi yang tersedia
3.      Spesifikasi tolok ukur dari prestasi dan biaya
4.      Pembuatan model tentang situasi keputusan
5.      Perumusan beraneka alternatif (atau strategi) yang tersedia bagi para pengambil keputusan
6.      Peramalan mengenai hasil dari masing-masing alternatif
7.      Perincian kriteria pilihan di antara berbagai alternatif
8.      Penjelasan pemecahan situasi keputusan

Model Simon maupun Eilon kedua-keduanya menyajikan suatu kerangka awal untuk mempertimbangkan proses keputusan dan memberi gambaran tentang urutan tindakan yang perlu dilakukan sebelum situasi keputusannya dapat diselesaikan. Dalam praktek, langkah-langkah tahapan itu dapat berlangsung dengan urutan yang agak menyimpang. Ada yang berlangsung secara implisit, dan ada pula yang berlangsung secara serentak. Lagipula proses keputusannya acapkali terdiri atas serentetan pengulangan dari sebagian atau seluruh langkah yang telah diperincikan, dan bukan berlangsung sekali dalam proses yang mencakupi serentetan tahap.




Referensi :
- SETIOKO, AJI.  Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi.
- K. J Radford Analisis Keputusan Manajemen (MODERN MANAGERIAL DECISION MAKING)
- N. Howard, Paradoxes of Rationality, the MIT Press, 1971.
- K. J Radford, Managerial Decision Making, Reston, 1975.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar